a. Alat
- Power Supply
b. Bahan
- Arduino UNO
- Transistor
- PH meter
- Sensor Ultrasonikm. Sensor ultrasonik ini memiliki 4 pin yaitu: ▪ Pin VCC sebagai pin masukan tegangan. ▪ Pin GND sebagai grounding. ▪ Pin Trigger untuk trigger keluarnya sinyal. ▪ Pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda
- Heater
- Modul PCF8574
- Antarmuka I2C, modul ekspansi I / O, dua skalabilitas I / O 8 I / O (hingga 8 penggunaan simultan
- PCF8574 diperluas menjadi 64 I / O)
Fitur paling penting:
1. Mendukung dua jenis antarmuka papan target akses: Pin atau kursi baris,
2. Mendukung kaskade bus I2C (dengan metode docking pin header row seat dapat digunakan secara bersamaan beberapa modul I2C)
3. Aplikasi umum: I / O kekurangan sumber daya Ekspansi I / O MCU
4. Sumber daya utama: antarmuka PCF8574 I2C, paralel 8-bit
- Ground
Ground Berfungsi sebagai untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian
- Ground
- Arduino UNO
- Mikrokontroler: Ini adalah otak utama dari Arduino yang melakukan semua operasi pengolahan data dan kontrol. Arduino menggunakan mikrokontroler sebagai pusat kendali, yang berfungsi untuk membaca input, menjalankan kode program, dan mengontrol output. Beberapa varian Arduino menggunakan mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology.
- Pin I/O: Arduino memiliki sejumlah pin input/output (I/O) yang digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya. Pin ini bisa berfungsi sebagai input untuk membaca data dari sensor atau output untuk mengontrol aktuator. Ada pin digital dan pin analog. Pin digital dapat berupa input atau output dengan nilai logika 0 (LOW) atau 1 (HIGH), sementara pin analog digunakan untuk membaca nilai analog seperti sensor suhu atau cahaya.
- Papan Sirkuit: Papan Arduino adalah substrat fisik tempat semua komponen terhubung. Papan ini biasanya terbuat dari bahan tahan lama dan dilengkapi dengan jalur tembaga yang menghubungkan komponen-komponen elektronik.
- Konektor USB: Banyak varian Arduino dilengkapi dengan konektor USB. Ini memungkinkan Anda untuk menghubungkan papan Arduino ke komputer, sehingga Anda dapat mengunggah kode program ke mikrokontroler dan berkomunikasi dengan papan melalui koneksi serial.
- Catu Daya: Arduino memerlukan catu daya untuk beroperasi. Ini bisa berasal dari komputer melalui kabel USB atau dari sumber daya eksternal seperti baterai atau adaptor listrik. Beberapa papan Arduino memiliki regulator tegangan yang memungkinkan papan menerima berbagai tingkat tegangan masukan.
- Konektor Listrik: Arduino umumnya memiliki pin header atau konektor yang memungkinkan Anda untuk menghubungkan kabel atau kawat ke pin I/O. Ini memudahkan Anda dalam menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya ke papan Arduino.
- Kristal Osilator: Kristal osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal osilasi yang diperlukan oleh mikrokontroler untuk menjalankan perhitungan waktu dan operasi lainnya.
- Tombol Reset: Tombol reset memungkinkan Anda untuk mengulang proses booting papan Arduino atau menghentikan eksekusi program yang sedang berjalan.
- Indikator LED: Beberapa varian Arduino memiliki indikator LED yang terhubung ke pin tertentu. LED ini dapat diatur dalam kode program untuk memberi tahu status atau kondisi papan, seperti aktif atau dalam mode tidur.
- Sensor Suhu LM35
- LM35, LM35A -> range pengukuran temperature -55ºC hingga +150ºC.
- LM35C, LM35CA -> range pengukuran temperature -40ºC hingga +110ºC.
- LM35D -> range pengukuran temperature 0ºC hingga +100ºC.
- Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150ºC
- Low self-heating, sebesar 0.08 ºC
- Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V
- Tidak memerlukan pengkondisian sinyal
- Membutuhkan tegangan untuk beroperasi.
- Resistor
- Transistor
- Sensor PH
Arduino adalah platform perangkat keras (hardware) yang dirancang untuk memudahkan pengembangan dan prototyping proyek-proyek elektronik. Ini terdiri dari papan sirkuit cetak berukuran kecil yang dilengkapi dengan mikrokontroler dan sejumlah pin input/output yang dapat digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen elektronik lainnya.
Mikrokontroler pada papan Arduino adalah otak utama yang mengontrol berbagai komponen yang terhubung dengannya. Papan Arduino biasanya dilengkapi dengan berbagai macam varian mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology. Meskipun demikian, Arduino lebih sering dikaitkan dengan platform open-source yang dikelola oleh Arduino.cc.
Arduino memiliki beberapa komponen utama yang membentuk papan sirkuit mikrokontroler. Berikut adalah penjelasan tentang komponen-komponen utama Arduino:
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan platform Arduino yang kuat dan serbaguna untuk mengembangkan berbagai proyek elektronik dan pemrograman.
Pin (5V, 3.3V, GND, Analog, Digital, PWM, AREF)
Pin pada Arduino adalah tempat dimana untuk menyambungkan kabel anatara pin Arduino dengan perangkat-perangkat input/output (biasanya menghubungkan dengan rangkaian project pada breadboard). Pin Arduino biasanya berupa female header sehingga untuk mendapatkan koneksi dari pin Arduino hanya cukup colokan kabel ke dalam lubang pin header tersebut. Terdapat beberapa pin pada Arduino dengan fungsi yang berbeda-beda, masing-masing pin diberi label sesuai nama dan fungsinya pada PCB.
GND : Kependekan dari ‘Ground’. Terdapat beberapa pin ground dan semuanya dapat digunakan.
5V & 3.3V: 5V pin memberikan supply tegangan 5 volt, dan 3.3V pin memberikan supply tegangan 3.3 volt. Kebanyakan yang digunakan dengan Arduino bekerja pada tegangan 5 atau 3.3 volt.
Analog: Pin yang berada di bawah tulisan ‘Analog In’ (A0 sampai A5 pada Arduino UNO) adalah pin Analog Input. Pin ini dapat membaca sinyal dari sensor analog (seperti sensor suhu) dan mengkonversinya kedalam nilai digital yang dapat kita baca.
Digital: Terletak disisi lain dari analog pin terdapat pin digital (0 sampai 13 pada UNO). Pin ini dapat difungsikan sebagai digital input (seperti memberitahukan apabila button dipencet) dan digital output (seperti menyalakan sebuah LED).
PWM: Kamu bisa melihat simbol (~) pada beberapa pin digital (3, 5, 6, 7, 9, 10, dan 11 pada UNO). Pin ini berfungsi sebagai pin digital biasanya, tapi bisa digunakan untuk Pulse-Width Modulation (PWM), sederhananya pin ini dapat mengeluarkan keluaran tegangan Analog.
AREF: Singkatan dari Analog Reference. Pin ini digunakan untuk mengatur tegangan referensi external (antara 0 dan 5 volt) sebagai batas untuk pin analog input.
Tombol Reset
Seperti komputer pada umumnya, Arduino mempunyai tombol reset (10). Menekan tombol ini akan menghubungkan pin reset dengan ground dan merestart semua kode program yang ada di dalam Arduino. Reset ini akan sangat membantu jika kode tidak berjalan berulang-ulang, tapi kamu ingin menjalankannya beberapa kali.
Power LED Indicator
Tepat di bawah dan di sebelah kanan kata “UNO” di board Arduino, ada LED kecil di samping kata ‘ON’ (11). LED ini harus menyala setiap kali Anda memasukkan Arduino Anda ke sumber tegangan. Jika lampu ini tidak menyala, ada kemungkinan ada sesuatu yang salah.
TX RX LED
TX adalah singkatan dari transmit, RX adalah singkatan dari receive. Kata ini cukup familiar dalam istilah elektronik untuk menunjukkan pin sebagai komunikasi serial. Dalam board Arduino terdapat dua tempat tulisan TX dan RX – pertama pada pin digital 0 dan 1, dan yang kedua di samping indikator LED TX dan RX (12). LED ini akan memberi kita beberapa indikasi visual setiap kali Arduino menerima atau mentransmisikan data (seperti saat kita memasukan program baru ke board Arduino).
IC Utama
Berwarna hitam terdapat banyak kaki logam disampingnya adalah IC, atau Integrated Circuit (13). Anggap saja itu sebagai otaknya Arduino. IC utama pada Arduino UNO berbeda dengan jenis board Arduino lainnya tapi biasanya merupakan IC keluarga ATmega yang diproduksi oleh perusahaan ATMEL. Untuk mengetahui jenis IC yang dipakai bisa ditemukan secara tertulis disisi atas IC. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang perbedaan antara IC tersebut, dapat dilihat pada datasheet.
Voltage Regulator
Regulator tegangan berfungsi untuk membatasi jumlah tegangan yang masuk ke board Arduino. Anggap saja itu sebagai semacam gatekeeper; ini akan menghilangkan tegangan lebih yang mungkin membahayakan sirkuit. Tentu saja, ini memiliki batas, jadijangan menghubungkan Arduino Anda dengan yang lebih besar dari 20 volt.
Pin (5V, 3.3V, GND, Analog, Digital, PWM, AREF)
Pin pada Arduino adalah tempat dimana untuk menyambungkan kabel anatara pin Arduino dengan perangkat-perangkat input/output (biasanya menghubungkan dengan rangkaian project pada breadboard). Pin Arduino biasanya berupa female header sehingga untuk mendapatkan koneksi dari pin Arduino hanya cukup colokan kabel ke dalam lubang pin header tersebut. Terdapat beberapa pin pada Arduino dengan fungsi yang berbeda-beda, masing-masing pin diberi label sesuai nama dan fungsinya pada PCB.
GND : Kependekan dari ‘Ground’. Terdapat beberapa pin ground dan semuanya dapat digunakan.
5V & 3.3V: 5V pin memberikan supply tegangan 5 volt, dan 3.3V pin memberikan supply tegangan 3.3 volt. Kebanyakan yang digunakan dengan Arduino bekerja pada tegangan 5 atau 3.3 volt.
Analog: Pin yang berada di bawah tulisan ‘Analog In’ (A0 sampai A5 pada Arduino UNO) adalah pin Analog Input. Pin ini dapat membaca sinyal dari sensor analog (seperti sensor suhu) dan mengkonversinya kedalam nilai digital yang dapat kita baca.
Digital: Terletak disisi lain dari analog pin terdapat pin digital (0 sampai 13 pada UNO). Pin ini dapat difungsikan sebagai digital input (seperti memberitahukan apabila button dipencet) dan digital output (seperti menyalakan sebuah LED).
PWM: Kamu bisa melihat simbol (~) pada beberapa pin digital (3, 5, 6, 7, 9, 10, dan 11 pada UNO). Pin ini berfungsi sebagai pin digital biasanya, tapi bisa digunakan untuk Pulse-Width Modulation (PWM), sederhananya pin ini dapat mengeluarkan keluaran tegangan Analog.
AREF: Singkatan dari Analog Reference. Pin ini digunakan untuk mengatur tegangan referensi external (antara 0 dan 5 volt) sebagai batas untuk pin analog input.
Tombol Reset
Seperti komputer pada umumnya, Arduino mempunyai tombol reset (10). Menekan tombol ini akan menghubungkan pin reset dengan ground dan merestart semua kode program yang ada di dalam Arduino. Reset ini akan sangat membantu jika kode tidak berjalan berulang-ulang, tapi kamu ingin menjalankannya beberapa kali.
Power LED Indicator
Tepat di bawah dan di sebelah kanan kata “UNO” di board Arduino, ada LED kecil di samping kata ‘ON’ (11). LED ini harus menyala setiap kali Anda memasukkan Arduino Anda ke sumber tegangan. Jika lampu ini tidak menyala, ada kemungkinan ada sesuatu yang salah.
TX RX LED
TX adalah singkatan dari transmit, RX adalah singkatan dari receive. Kata ini cukup familiar dalam istilah elektronik untuk menunjukkan pin sebagai komunikasi serial. Dalam board Arduino terdapat dua tempat tulisan TX dan RX – pertama pada pin digital 0 dan 1, dan yang kedua di samping indikator LED TX dan RX (12). LED ini akan memberi kita beberapa indikasi visual setiap kali Arduino menerima atau mentransmisikan data (seperti saat kita memasukan program baru ke board Arduino).
IC Utama
Berwarna hitam terdapat banyak kaki logam disampingnya adalah IC, atau Integrated Circuit (13). Anggap saja itu sebagai otaknya Arduino. IC utama pada Arduino UNO berbeda dengan jenis board Arduino lainnya tapi biasanya merupakan IC keluarga ATmega yang diproduksi oleh perusahaan ATMEL. Untuk mengetahui jenis IC yang dipakai bisa ditemukan secara tertulis disisi atas IC. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang perbedaan antara IC tersebut, dapat dilihat pada datasheet.
Voltage Regulator
Regulator tegangan berfungsi untuk membatasi jumlah tegangan yang masuk ke board Arduino. Anggap saja itu sebagai semacam gatekeeper; ini akan menghilangkan tegangan lebih yang mungkin membahayakan sirkuit. Tentu saja, ini memiliki batas, jadijangan menghubungkan Arduino Anda dengan yang lebih besar dari 20 volt.
IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.
hFE = iC/iB
dimana, iC = perubahan arus kolektor
iB = perubahan arus basis
hFE = arus yang dicapai
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH< 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membran gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektro kimia dari ion hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan elektroda pembanding. Sebagai catatan alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.
- Sensor Ultrasonik
- HeaterHeater, dalam konteks umum, merujuk pada perangkat yang dirancang untuk menghasilkan panas dan meningkatkan suhu dalam suatu ruangan atau sistem tertentu. Biasanya menggunakan elemen pemanas, seperti kawat pemanas atau elemen pemanas keramik, heater mengubah energi listrik menjadi panas yang dipancarkan ke sekitarnya. Penggunaan heater dapat bervariasi dari pemanas ruangan untuk kenyamanan termal di rumah atau kantor hingga aplikasi industri yang memerlukan kontrol suhu yang ketat. Selain itu, heater juga dapat menjadi bagian dari berbagai perangkat, termasuk peralatan laboratorium, mesin, atau alat elektronik yang memerlukan suhu tertentu untuk beroperasi secara optimal.Prinsip KerjaPrinsip kerja heater didasarkan pada konsep transformasi energi listrik menjadi panas. Biasanya, heater dilengkapi dengan elemen pemanas, seperti kawat pemanas atau elemen pemanas keramik, yang memiliki resistansi listrik tinggi. Ketika arus listrik mengalir melalui elemen pemanas ini, resistansi menyebabkan pemanasan, dan energi listrik diubah menjadi panas. Panas yang dihasilkan kemudian dipancarkan ke lingkungan sekitarnya, meningkatkan suhu di sekitar heater. Prinsip ini digunakan baik dalam pemanas ruangan konvensional maupun dalam berbagai aplikasi industri di mana kontrol suhu adalah faktor kritis. Beberapa heater juga dilengkapi dengan sensor suhu atau termostat untuk memantau dan mengatur suhu, memastikan kenyamanan atau kestabilan suhu yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan pengguna atau spesifikasi aplikasi.
- Baterai
- LCD 20x4
- Modul PCF8574Merupakan modul expansion board untuk mengatur hingga 8 pin I/O. menggunakan komunikasi secara I2C, artinya dengan 2 pin (SDA/SCL) maka kita dapat mengatur hingga 8 pin yg dapat dijadikan input output. modul ini juga dapat di cascade, hingga 8 modul atau hingga 64 pin input output.
- Ground
A. Prosedur [Kembali]
1) Download library yang diperlukan (dapat dilihat pada bagian download dalam blog) 2) Buka proteus yang sudah diinstal untuk membuat rangkaian.3) Tambahkan komponen seperti Arduino, sensor, dan perangkat lainnya lalu susun menjadi rangkaian.4) Buka Arduino IDE yang sudah diinstal.5) Di Arduino IDE, pergi ke menu "File" > "Preferences".6) Pastikan opsi "Show verbose during compile" dicentang untuk mendapatkan informasi detail saat kompilasi.7) Salin kode program Arduino pada blog kemudian tempelkan program tadi ke Arduino IDE.8) Kompilasikan kode dengan menekan tombol "Verify" di Arduino IDE.9) Cari dan salin path file HEX yang dihasilkan selama proses kompilasi.10) Kembali ke Proteus dan pilih Arduino yang telah Anda tambahkan di rangkaian.11) Buka opsi "Program File" dan tempelkan path HEX yang telah Anda salin dari Arduino IDE.l2) Jalankan simulasi di Proteus
B. Hardware dan Diagram Blok [Kembali]
C. Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja [Kembali]
Program ini merupakan solusi otomatis yang canggih untuk mengelola kondisi kolam ikan dengan lebih kompleks. Menggunakan sensor pH, suhu, dan ultrasonik, program tidak hanya memonitor parameter dasar, tetapi juga mengintegrasikan kontrol dinamis terhadap perangkat eksternal. Sensor suhu tidak hanya memberikan peringatan saat suhu di luar batas, tetapi juga menyesuaikan operasi pemanas dan water chiller secara adaptif untuk menjaga suhu dalam kisaran optimal.
Selain itu, program ini menggunakan algoritma pintar untuk menginterpretasi data sensor dan mengambil tindakan berdasarkan kondisi lingkungan yang kompleks. Misalnya, ketika nilai pH terdeteksi di luar rentang normal, program dapat menentukan jenis bahan kimia yang perlu ditambahkan untuk menormalisasi pH. Begitu juga dengan ketinggian air, di mana program dapat mengelola pompa dengan kecerdasan artifisial untuk mempertahankan tingkat air yang tepat dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti cuaca dan evapotranspirasi.
Sistem ini memberikan visibilitas menyeluruh melalui LCD, menampilkan bukan hanya nilai sensor tetapi juga solusi yang diambil oleh program untuk menjaga kolam dalam kondisi optimal. Dengan integrasi LED sebagai indikator visual, program memberikan informasi yang cepat dan mudah dipahami tentang kondisi kolam. Secara keseluruhan, program ini merupakan solusi terkompleks untuk pengelolaan kolam ikan yang cerdas dan adaptif.
D. Flowchart dan Listing Program [Kembali]
PENJELASAN PROGRAM
1. Inisialisasi dan Setup:
- Program dimulai dengan menyertakan library yang diperlukan dan menginisialisasi LCD.
- Mendefinisikan pin-pin untuk sensor pH, suhu, ultrasonik, serta output untuk perangkat eksternal.
- Menetapkan nilai batas untuk pH, suhu, dan ketinggian air.
- Dalam fungsi setup(), program menginisialisasi komunikasi serial, LCD, dan mengonfigurasi pin-pin sebagai input atau output.
2. Fungsi Baca Sensor Ultrasonik:
- Fungsi bacaSensorUltrasonik() dibuat untuk mengukur jarak menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04.
3. Loop Utama:
- Program masuk ke dalam fungsi loop() yang akan berjalan terus-menerus.
4. Pembacaan Sensor:
- Membaca nilai sensor pH dan mengonversinya ke skala pH.
- Membaca nilai sensor suhu dan mengonversinya ke derajat Celsius.
- Memanggil fungsi bacaSensorUltrasonik() untuk mengukur ketinggian air.
5. Menampilkan Data pada LCD:
- Menampilkan nilai suhu, pH, dan ketinggian air pada LCD.
6. Pengecekan Kondisi dan Peringatan:
- Memeriksa nilai suhu, pH, dan ketinggian air terhadap batas-batas yang telah ditentukan.
- Menampilkan peringatan pada LCD dan mengaktifkan perangkat eksternal sesuai kondisi:
- Jika suhu rendah, mengaktifkan pemanas.
- Jika suhu tinggi, mengaktifkan water chiller.
- Jika pH rendah atau tinggi, menyalakan LED tertentu.
- Jika ketinggian air rendah, mengaktifkan pompa.
7. Menampilkan Status Normal:
- Jika semua parameter dalam kondisi normal, menampilkan "Normal" pada LCD dan menyalakan LED3.
8. Delay:
- Program menunggu selama 1 detik sebelum memulai loop berikutnya untuk mengurangi frekuensi pembacaan.
E. Kondisi [Kembali]
Program ini dirancang untuk memantau dan mengendalikan kondisi kolam secara otomatis. Saat dijalankan, program pertama-tama menginisialisasi semua komponen yang diperlukan, termasuk LCD, sensor, dan pin output. Dalam loop utamanya, program secara berurutan membaca nilai dari sensor pH, suhu, dan ketinggian air menggunakan sensor ultrasonik. Data-data ini kemudian ditampilkan pada LCD untuk memudahkan pemantauan.
Setelah pembacaan sensor, program melakukan serangkaian pengecekan terhadap nilai-nilai yang diperoleh. Ia membandingkan suhu, pH, dan ketinggian air dengan batas-batas yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, program memberikan respons yang sesuai. Jika suhu terlalu rendah, pemanas dinyalakan; jika terlalu tinggi, water chiller diaktifkan. Untuk pH yang tidak sesuai, LED peringatan dinyalakan. Jika ketinggian air kurang dari batas yang ditentukan, pompa air diaktifkan untuk menambah air.
Program juga menampilkan peringatan yang relevan pada LCD, memberikan informasi visual tentang kondisi yang memerlukan perhatian. Jika semua parameter berada dalam rentang normal, program menampilkan status "Normal" dan menyalakan LED indikator khusus. Proses ini berulang setiap satu detik, memastikan pemantauan yang konsisten dan respons yang cepat terhadap perubahan kondisi kolam.
Program tersebut memantau dan merespons beberapa kondisi kunci dalam pengelolaan kolam:
1. Suhu Air:
- Kondisi rendah: Jika suhu < 26°C, program menampilkan "suhu rendah" dan mengaktifkan pemanas.
- Kondisi tinggi: Jika suhu > 30°C, program menampilkan "suhu tinggi" dan mengaktifkan water chiller.
- Kondisi normal: Jika suhu antara 26-30°C, tidak ada tindakan khusus.
2. Tingkat pH:
- Kondisi rendah: Jika pH < 6.0, program menampilkan "ph rendah" dan menyalakan LED1.
- Kondisi tinggi: Jika pH > 9.0, program menampilkan "ph tinggi" dan menyalakan LED2.
- Kondisi normal: Jika pH antara 6.0-9.0, tidak ada tindakan khusus.
3. Ketinggian Air:
- Kondisi rendah: Jika ketinggian air < 100 cm, program menampilkan "air rendah" dan mengaktifkan pompa.
- Kondisi normal: Jika ketinggian air ≥ 100 cm, program menampilkan "air cukup" dan mematikan pompa.
4. Kondisi Keseluruhan:
- Normal: Jika semua parameter (suhu, pH, ketinggian air) dalam rentang normal, program menampilkan "Normal" dan menyalakan LED3.
- Tidak normal: Jika ada satu atau lebih parameter di luar rentang normal, LED3 dimatikan dan peringatan yang sesuai ditampilkan.
F. Video Simulasi [Kembali]
G. Download File [Kembali]
- Download File HTML : klik disini
- Download Rangkaian : klik disini
- Download Video Simulasi : klik disini
- Download File Library Semua Sensor yang digunakan : klik disini
- Download File Library pH sensor : klik disini
- Download File Library Ultrasonic Sensor : klik disini
- Download Data Sheet Arduino : klik disini
- Download Data Sheet Resistor : klik disini
- Download Data Sheet Dioda : klik disini
- Download Data Sheet Transistor NPN BC547 : klik disini
- Download Data Sheet Relay : klik disini
- Download Data Sheet PCF8574 : klik disini
- Download Data Sheet LED : klik disini
- Download Data Sheet Motor DC : klik disini
- Download Data Sheet pH Sensor : klik disini
- Download Data Sheet Ultrasonic Sensor : klik disini
- Download Data Sheet Sensor Suhu LM35 : klik disini
- Download Data Sheet LCD : klik disini
- Download Program Arduino : klik disini